Senin, 03 Desember 2018


ARTIFISIAL INTELIGEN (AI) / KECERDASAN BUATAN UNTUK PEMBELAJARAN

oleh : DIAN WAHYUDI, S.Pd

MATA KULIAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN

MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN



              Secara awam, Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan yaitu suatu studi khusus di mana tujuannya utamanya adalah membuat komputer berpikir dan bertindak seperti halnya manusia. Dengan kata lain adalah penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang bersifat kompleks dan berulang-ulang, mempermudah interaksi orang awam melalui teknologi, meningkatkan produktifitas, lebih cepat menyelesaikan masalah, dimungkinkannya penggabungan dua atau lebih teknologi para pakar.Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah cabang ilmu komputer yang menekankan pengembangan intelijen mesin, pola berpikir dan bekerja seperti manusia. Misalnya, pengenalan suara, pemecahan masalah, pembelajaran, dan perencanaan.
Hari ini, Artificial Intelligence (AI) adalah bahan diskusi yang sangat populer yang banyak dibahas di kalangan teknologi dan bisnis. Banyak ahli dan analisis industri berpendapat bahwa AI atau kecerdasan buatan adalah masa depan — tetapi jika kita melihat sekeliling, kita yakin bahwa itu bukan masa depan — itu adalah masa kini. Dengan kemajuan teknologi, kita sudah terhubung dengan AI dalam satu atau lain cara — apakah itu Siri, Watson atau Alexa. Ya, teknologi ini sedang dalam tahap awal dan semakin banyak perusahaan yang menginvestasikan sumber daya dalam penelitian mesin, menunjukkan pertumbuhan yang kuat dalam produk dan penerapan teknologi kecerdasan buatan dalam waktu dekat.
Tidak seperti persepsi umum, contoh penerapan Artificial Intelligence (AI) tidak terbatas hanya pada industri IT atau teknologi; sebaliknya, banyak digunakan di bidang lain seperti medis, bisnis, pendidikan, hukum, dan manufaktur.
Kecerdasan Buatan:
·         Bersifat permanen
·         Mudah diduplikasi dan disebarluaskan
·         Dapat lebih murah daripada manusia cerdas
·         Konsisten dan menyeluruh
·         Dapat didokumentasikan

4 Dasar Kategori di Konsep dasar Ai(Kecerdasan Buatan)

1. Acting Humanly

Acting humanly ialah system yang melakukan pendekatan dengan menirukan tingkah laku seperti manusia yang dikenalkan pada tahun 1950 degan cara kerja pengujian melalui teletype yaitu jika penguji (integrator) tidak dapat membedakan yang mengintrogasai antara manusia dan computer maka computer tersebut dikatakan lolos(menjadi kecerdasan buatan).


2. Thinking Humanly

Yaitu system yang dilakukan dengan cara intropeksi yaitu penangkapan pemikiran psikologis
Manusia pada computer,hal ini sering diujikan dengan neuron ke neuron lainnya atau sel otak dengan sel otak lainnya cara pembelajarannya yaitu melalui experiment-experimen.


3. Thinking Rationaly

Ini merupakn system yang sangat sulit ,karena sering terjadi kesalah dala, prinsip dan prakteknya,system ini dikenal dengan penalaran komputasi.

4. Actng Rationaly

Yaitu system yang melakukan aksi dengan cara menciptakan suatu robotika cerdas yang menggantikan tugas manusia.


Berikut hal-hal yang bisa AI lakukan di bidang pendidikan:
Pembelajaran yang lebih cerdas
Pembelajaran dalam sistem AI ini merupakan pembelajaran yang dipersonalisasi sehingga meningkatkan pengalaman belajar siswa. Pembelajaran AI dalam sistem individual ini menunjukkan bahwa hal ini dapat meningkatkan fokus siswa. Pasalnya, AI memiliki kemampuan untuk mengajar siswa secara individu dan mengenali area yang dibutuhkan untuk menemukan cara pengajaran yang tepat pada siswa melalui kecerdasan buatan tersebut.
Misalnya, jika teknologi ini tahu kamu tertarik dengan mobil balap, maka itu yang akan digunakan sebagai analogi atau contoh untuk memahami materi pelajaran.
Identifikasi bila siswa tak mengerti
Kecerdasan AI bisa mengidentifikasi konsep seperti apa yang tidak dipahami oleh siswa. Sehingga nantinya AI bisa melakukan penyesuaian untuk menemukan cara baru dalam membantu pembelajaran siswa.
Blackboard, salah satu alat di bidang pendidikan kini banyak digunakan perguruan tinggi. Sebuah platform online ini digunakan para profesor untuk merilis catatan, pekerjaan rumah, kuis, dan tes, dan memungkinkan siswa mengajukan pertanyaan dan tugas untuk penilaian. Alat ini juga bisa mengidentifikasi alasan di balik ketidak pahaman siswa.
Menilai tugas
Manfaat lain dari program AI yaitu menilai kedua pilihan ganda dan pertanyaan dengan jawaban singkat. Ke depannya, AI juga bisa menilai pertanyaan esai. Oleh sebab itu, para guru tidak perlu lagi menghabiskan waktu mengerjakan tugas menilai setiap jam karena guru dapat lebih berkonsentrasi pada pengajaran dan interaksi satu lawan satu saja. Siswa juga mendapat hasil nilai langsung melalui AI.
Mereka tak perlu menunggu waktu yang lama untuk mendapatkan nilai mereka. Siswa juga akan menuai keuntungan dari guru yang memiliki waktu tambahan untuk proses belajar dan mengajar.

Disiplin Ilmu AI Dibidang Lain
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa AI merupakan salah satu cabang Ilmu Komputer. Tapi karena kompleksitas area AI maka dibuat sub-sub bagian yang dapat berdiri sendiri dan dapat saling bekerja sama dengan sub bagian lain atau dengan disiplin ilmu lain. Berikut ini beberapa cabang ilmu sub bagian dari AI :

1. Natural Languange Processing (NLP)
Natural Languange Processing (NLP) atau Pemrosesan Bahasa Alami, merupakan salah satu cabang AI yang mempelajari pembuatan sistem untuk menerima masukan bahasa alami manusia. Dalam perkembangannya, NLP berusaha untuk mengubah bahasa alami komputer (bit dan byte) menjadi bahasa alami manusia yang dapat kita mengerti. NLP merupakan ilmu dasar yang dapat dijadikan jembatan untuk membuat komunikasi antara mesin dengan manusia.

2. Expert System (ES)

Expert System (ES) atau Sistem Pakar, merupakan salah satu cabang AI yang mempelajari pembuatan sebuah sistem yang dapat bekerja layaknya seorang pakar. ES dapat menyimpan pengetahuan seorang pakar dan memberikan solusi berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya tadi. ES juga merupakan salah satu cabang AI yang sering melakukan kerja sama dengan disiplin ilmu lain karena sifatnya yang dapat menyimpan pengetahuan.

3. Pattern Recognition (PR)
Pattern Recognition (PR) atau Pengenalan Pola, merupakan salah satu cabang AI yang mempelajari pembuatan sebuah sistem untuk dapat mengenali suatu pola tertentu. Misalnya sistem PR untuk mengenali huruf dari tulisan tangan, walaupun terdapat perbedaan penulisan huruf A dari masing-masing orang tetapi PR dapat mengenali bahwa huruf tersebut adalah huruf A. Beberapa aplikasi dari PR antara lain : voice recognition, Fingerprint Identification, Face Identification, Handwriting Identification, Optical Character Recognition, Biological Slide Analysis, Robot Vision dan lainnya.

4. Robotic
Robotic atau Robotika, merupakan salah satu cabang AI yang menggabungkan cabangcabang AI yang lain termasuk ketiga cabang di atas untuk membentuk sebuah sistem robotik. Keempat cabang AI di atas merupakan cabang umum yang banyak dipelajari, masih banyak cabang-cabang AI yang lainnya. Seiring perkembangan riset dalam AI, dapat dimungkinkan akan muncul cabang-cabang baru yang melengkapi unsur AI sehingga AI menjadi sebuah sistem lengkap dan akan mencapai goal-nya yang sampai sekarang masih belum sempurna.

Contoh-contoh Aplikasi AI

Berikut ini beberapa contoh-contoh aplikasi AI yang sudah diterapkan dan memberikan sumbangsih yang cukup diperhitungkan dalam kemajuan teknologi. Kebanyakan aplikasi AI yang banyak dipakai diambil dari bidang Expert System, diantaranya adalah :

a. Bidang Pertanian

Pada bidang Pertanian, dibuat ES untuk memprediksi kerusakan pada jagung yang disebabkan oleh ulat hitam dan memberikan konsultasi untuk mendiagnosa kerusakan pada kacang kedelai dengan menggunakan pengetahuan tentang gejala kerusakan dan lingkungan tanaman.

b. Bidang Kimia

Pada bidang Kimia, dibuat ES untuk menganalisa struktur DNA dari pembatasan segmentasi data enzim dengan menggunakan paradigmagenerate & test.

c. Bidang Sistem Komputer

Pada bidang Sistem Komputer, dibuat ES untuk membantu operator komputer untuk monitoring dan mengontrol MVS (multiple virtual storage) sistem operasi pada komputer mainframe IBM.

d. Bidang Elektronik

Pada bidang Elektronik, dibuat ES untuk mengidentifikasi masalah pada jaringan telepon, ES untuk simulasi perancangan DLC (digital logic circuits) dan mengajari pelajar bagaimana cara mengatasi masalah pada sirkuit elektronik.

e. Bidang Hukum

Pada bidang Hukum, dibuat ES untuk membantu para auditor profesional dalam mengevaluasi potensi kegagalan pinjaman klien berdasarkan sejarah pinjaman, status ekonomi, kondisi piutang.


f. Bidang Militer

Pada bidang Militer, dibuat ES untuk membantu menganalisa perkiraan situasi pertempuran, memberikan interpretasi taktik laporan sensor intelijen dan memberikan rekomendasi alokasi senjata kepada komandan militer pada saat situasi perang.

Di atas merupakan beberapa contoh dari AI yang sudah diaplikasikan dalam beberapa bidang. Masih banyak aplikas-aplikasi AI yang tidak mungkin disebutkan semua di sini. Beberapa contoh di atas sudah dapat memberikan gambaran bahwa cakupan Artificial Intelligence (AI) / Kecerdasan Buatan tidak hanya dibidang ilmu komputer tetapi bisa bekerja sama dengan bidang lain untuk menciptakan sebuah sistem yang saling mendukung.





LANDASAN TIK DALAM PEMBELAJARAN

OLEH : DIAN WAHYUDI

TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN



Pendahuluan


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) dari waktu siklus ke waktu nyata

Pola pemanfaatan TIK di sekolah meliputi beberapa hal, sebagai berikut : akses ke perpustakaan; akses ke pakar; melaksanakan kegiatan pembelajaran secara online; menyediakan layanan informasi akademik suatu satuan pendidikan; menyediakan fasilitas mesin pencari data; menyediakan fasilitas diskusi; menyediakan fasilitas direktori alumni dan sekolah; dan lainnya. Pengembangan pemanfaatan TIK di sekolah bergantung pada beberapa faktor pendukung yang harus dimiliki.

Dalam pandangan kami melihat kondisi sarana prasarana yang baik akan sangat membantu, terlebih bila lokasi berada di wilayah perkotaan. Dukungan pihak sekolah dalam hal kebijakan ditunjang oleh dukungan dari pihak komite sekolah yang peduli terhadap pendidikan serta dukungan pemerintah dalam program peningkatan mutu pendidikan menjadi hal yang penting dalam pengembangan dan pengelolaan TIK di sekolah. Disamping para siswa ternyata juga sangat antusias dalam pembelajaran berbasis TIK yang dilakukan terlebih bila dilakukan oleh tenaga ahli yang menguasai dengan baik. Berbagai metode dan bentuk pembelajaran berbasis TIK yang bervariasi akan memperkaya proses pembelajaran dilakukan di sekolah.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan TIK di sekolah sehingga tidak menghambat pengembangan yang dilakukan. Hal terpenting adalah penguasaan guru terhadap pemanfaatan TIK dalam pembelajaran sehingga dibutuhkan tenaga ahli yang dirasakan masih kurang tersedia di sekolah.

Hal lain yang dirasakan menghambat pemanfaatan TIK di sekolah adalah besarnya investasi yang harus disediakan agar dapat melakukan program pembelajaran. Disamping pola pikir yang masih saja belum berpihak kepada teknologi, baik alasan tidak murah ataupun ketidakmampuan lainnya. 1) Perencanaan yang matang terhadap program pengembangan TIK di sekolah, termasuk aspek perancangan, implementasi dan evaluasi program. 2) Ketersediaan tenaga ahli atau khusus yang menangani sektor TIK sangat mutlak dimiliki, dengan kompentensi atau kualifikasi di bidang teknologi informasi. 3) Adannya jaringan internet dapat digunakan sebagai dasar membangun networking/jejaring antar sejawat maupun sebagai sumber belajar yang tiada batas. Sehingga diharapkan akan timbul inovasi dan meningkatnya kreatifitas unsur yang ada di sekolah. 4) Peningkatan kemampuan guru menjadi hal yang wajib dilakukan mengingat paradigma yang ada sekarang tidak mendukung adanya kemajuan teknologi pada umumnya dan TIK pada khususnya sehingga pendayagunaan fasilitas yang tersedia menjadi tidak maksimal.



Permasalahan


Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.


Landasan filosofis

Berdasarkan tinjauan dari falsafah ilmu, setiap pengetahuan mempunyai 3 komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang didukungnya. Ketiga komponen tersebut adalah kajian filosofi meliputi, Ontologi, epistimologi dan aksiologi. Ontologi merupakan azas yang mengungkapkan ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahan, serta penafsiran tentang hakekat realitas dari objek tersebut. Epistimologi merupakan azaz mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan. Sedangkan aksiologi merupakan azas dalam menggunakan pengetahuan yang diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut. (Miarso, 2007: 103)
Pada hakekatnya manusia selalu mencari perubahan dalam setiap sendi kehidupan. Dalam faham sistem pendidikan kita yang menganut faham progresivisme, mengakui dan berusaha mengembangkan azas progresivisme dalam realitas kehidupan, agara amanusia bisa survive menghadapi semua tantangan kehidupan termasuk dengan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan kata lain dalm kontek pendidikan kita selalu dituntut untuk melakukan inovasi, mencari pola-pola yang tepat untuk mempermudah dalam proses belajar mengajar termasuk diantara dengan senantiasa memanfaatkan teknologi untuk kemajuan pendidiakan. Seperti yang dikatakan oleh Brinkmann (1971) bahwa Teknologi merupakan penerapan ilmu, dengan demikian bahwa dalam penerapan teknologi komunikasi dalam pendidikan diharapakan membuka cakrawalan keilmuan yang dilandasi oleh semangat mencari dan berinovasi dengan segala fasilitas yang diberikan. Oleh karena itu paham progresivisme tidak mengakui kemutlakan kehidupan, menolak absolutisme dan otoritarianisme dalam segala bentuknya.

Nilai-nilai yang diambil oleh filsafat ini bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan, sebagaimana yang dikebangkan oleh Immanuel Khan. Progresivisme juga dianggap sebagai the liberal root of culture maksudnya, nilai-nilai yang diambil oleh faham ini fleksibel terhadap perubahan, toleran dan terbuka, dan menuntut pribadi para penganutnya bersifat penjelajah dan meneliti, guna mengembangkan pengalaman mereka. Tampaknya faham progresivisme menuntut keada para penganutnya untuk selalu maju dalam artian bertindak secara konstruktif, inovatif, reformatif, aktif dan dinamis. Begitu juga halnya dengan pendidikan, paham-paham progresivisme selalu diadopsi guna untuk mencari inovasi yang tepat dalam menunjang proses belajar mengajar (PBM). PBM tidak harus selalu dibatasi oleh ruang dan waktu; tatap muka antara murid dengan guru dalam satu ruang, dan buku sebagai bahan utama dalam pembelajaran (sumber belajar), akan tetapi lebih variatif dan terbuka. Belajar bisa dilakukan dimana saja, dengan cara apa saja dan kapan saja agar tujuan pendidikan nasional bisa tercapai.

Landasan Yuridis

Dari aspek hukum, Indonesia belum memiliki peraturan perundang-undangan yang komprehensif yang mengatur keberadaan TIK serta mengendalikan penggunaan TIK dalam koridor yang bisa dipertanggung jawabkan. Saat ini, RUU Informasi dan Transaksi Elektronik masih dalam tahap pembahasan di Dewan Perwakilan Rakyat yang selanjutnya akan disahkan menjadi Undang-Undang. Selain itu, perlu adanya revisi sejumlah peraturan perundang-undangan yang tidak sesuai dengan kondisi serta perkembangan TIK yang semakin konvergen. Saat ini UU Penyiaran dan UU Telekomunikasi merupakan dua domain yang terpisah sehingga belum mampu menjawab kebutuhan akan perkembangan TIK yang semakin konvergen nantinya.
Berdasarkan UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen telah diputuskan bahwa “setiap Guru harus dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik”. Namun pada kenyataannya masih banyak guru-guru khususnya yang berada di marjin perkotaan dan pedesaan belum menguasai apalagi memanfaatkan TIK secara utuh di dalam proses belajar mengajar. Sejumlah kendala infrastruktur jaringan listrik dan telekomunikasi merintangi akses guru ke TIK.

Landasan teoritis

Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21 ini kreativitas dan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain: pertama, kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya, kedua, kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah, ketiga, kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

Dari segi kognitifnya, kreativitas merupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Sedangkan dari segi afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain, dsb. Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian sangat diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirian merupakan kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan penguasaan kompetensi tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal.

Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas.

Hal itu telah mengubah peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, akhli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.

Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang.

1.      Sebagai pelatih (coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak. Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada.

2.      Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal.

3.      Sebagai manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran.

4.      Sebagai partisipan, guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa.

5.      Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan lain di luiar mengajar.

6.      Sebagai pembelajar, guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya.

7.      Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionaliemenya.

8.       

Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

1.      Kemajuan teknologi telah memberikan dampak positif dan negatif kepada setiap penggunanya. Apabila TIK dapat dikelola dengan baik maka akan menjadi lebih bermanfaat untuk membantu kemudahan penggunanya dalam mencapai tujuan hidup.

2.      Landasan pemanfaatan teknologi dalam pendidikan diharapkan mencakup aspek yuridis, filosofis dan teoritis.

3.      Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka seharusnya ada perubahan paradigma dalam proses kegiatan belajar mengajar, dimana guru bukan lagi menjadi sumber transfer knowladge akan tetapi menjadi fasilistor.

 



   TEORI KOGNITIF PEMBELAJARAN MULTIMEDIA (CTML)

OLEH : DIAN WAHYUDI, S.Pd

TUGAS MATAKULIAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2018



Pada teori kognitif pembelajaran multimedia (The Cognitive Theory of Multimedia Learning) terdapat beberapa prinsip yang bisa dijadikan pedoman oleh para perancang multimedia dan e-learning saat membuat pembelajaran atau presentasi yang informasinya terdiri dari teks, grafik (gambar), video dan audio untuk mengoptimalisasikan pembelajaran. Tiap-tiap prinsip telah dilakukan penelitian (research) dengan menggunakan berbagai macam kondisi pembelejaran multimedia untuk menentukan hasil mana yang terbaik untuk pembelajaran para siswa. (Clark & Mayer, 2011).
Multimedia principle merupakan teori yang dipelajari secara mendalam oleh Richard Mayer. Mayer mengatakan bahwasanya prinsip ini menyatakan, gabungan kata-kata (words) dan gambar lebih kondusif digunakan untuk pembelajaran, jika dibandingkan dengan yang terdiri atas teks ataupun gambar saja. Hasil studi menunjukkan bahwa peserta didik tidak terlibat lebih mendalam dalam pembelajaran ketika pembelajaran tersebut hanya terdiri atas teks saja, hal itu tidak akan menghubungkan antara apa yang mereka baca pada teks dengan pengetahuan baru ataupun yang sudah ada sebelumnya.
Hasil studi juga menunjukkan bahwasanya terdapat dua saluran (channel) yang digunakan untuk melakukan pemrosesan terhadap informasi, yaitu auditori dan visual. Saluran auditori melakukan pemrosesan terhadap suara yang kita dengar, dan saluran visual melakukan pemrosesan terhadap apapun yang kita lihat. Dengan mengkombinasikan kedua proses ini, hasil studi menunjukkan bahwasanya para peserta didik bisa melakukan pembelajaran dengan lebih mendalam dan hasilnya tersimpan dalam memori para peserta didik dengan waktu yang lebih lama. Hasil studi tersebut juga menunjukkan, visual ataupun teks yang sangat banyak bisa membebani peserta didik. Jadi antar visual dan teks harus diseimbangkan dan saling berhubungan antara satu dengan yang lain, sehingga tidak membingungkan proses pembelajaran para peserta didik.
Grafik (graphic) bisa berupa gambar statis, animasi ataupun video. Adapun tipe-tipe grafik, antara lain:
·        Decorative graphics, grafik jenis ini digunakan hanya untuk dekorasi saja, tidak meningkatkan kualitas dari pesan yang ingin disampaikan pada pembelajaran dan terkadang membingungkan peserta didik.
·        Representational graphics, gambaran yang berupa foto yang di dalamnya terdapat caption (teks) yang menjelaskan tentang foto tersebut. Contohnya pada gambar di bawah, merupakan foto gunung Everest yang dilengkapi dengan tempat-tempat untuk berkemah.
  • Relational graphic, menggambarkan adanya hubungan yang bersifat kuantitatif antara dua atau lebih variabel.
·         Telah banyak studi yang dilakukan dan membuktikan bahwasanya teori ini valid dan terus berkembang saat ini. Selama lebih dari satu dekade, Mayer telah meneliti bagaimana peserta didik melakukan proses pembelajaran dan mencari cara terbaik untuk menstimulus kedua saluran tersebut, auditori dan visual. Dia melakukan sebelas penelitian untuk membandingkan peserta didik yang mana yang melakukan proses pembelajaran dengan baik, dibandingkan antara yang menggunakan animasi dan narasi atau yang menggunakan teks dan ilustrasi dengan yang menggunakan teks saja. Seluruh penelitiannya menyatakan para peserta didik yang belajar dengan grafik dan teks bisa menjawab pertanyaan mengenai proses lebih baik dibandingkan dengan yang hanya belajar dengan teks saja.
·         Contiguity Principle
·         Secara sederhana prinsip ini diartikan sebagai, “mendekatkan (align) teks dengan grafik yang sesuai” (Clark & Mayer, 2011). Hal ini berarti, subjek utama secara fisik tidak boleh terpisah dari teksnya. Prinsip contiguity ini secara tidak langsung menyatakan, bahwa tidak hanya teks yang perlu disesuaikan, tetapi juga audio harus disesuaikan dengan grafik yang terkait. Satu contoh adalah ketika pada sebuah grafik terdapat diagram, maka teks secara fisik harus diletakkan di dekat bagian-bagian dari diagram.
Prinsip ini mungkin tampak sederhana dan intuitif, akan tetapi terdapat beberapa “pelanggaran” yang mungkin dilakukan terhadap prinsip ini. Clark & Mayer (2011) memberikan beberapa contoh pelanggaran tersebut di bawah ini [di sini kami tidak menuliskan semua contohnya, ed]:
·        Terpisahnya teks dan grafik karena harus di-scroll dari satu laman ke laman lainnya pada layar komputer (biasanya ditemukan pada halaman web instruksional).
·        Terpisahnya kuis dengan feedback-nya. Terkadang feedback disediakan pada laman yang terpisah dari pertanyaan kuisnya, hal ini membuat para peserta didik kesulitan untuk mencari keterkaitan atau hubungan antara feedback dengan pertanyaannya.
·        Penyajian arahan saat mengerjakan ujian (seperti klik di sini, kemudian klik di sini) yang terpisah dari ujian itu sendiri. Hal ini mendorong peserta didik untuk berpikir sedikit keras agar terbiasa menjalankan arahan yang diberikan pada layar (screen) yang terpisah dan ini adalah pelanggaran terhadap prinsip contiguity.
·        Secara simultan menampilkan teks dan animasi yang berkaitan. Hal ini mendorong peserta didik untuk membaca ulang teks, kemudian melihat grafik, kemudian melihat teks lagi, begitu seterusnya.
·        dll
Berbagai macam studi telah dilakukan untuk mendukung prinsip contiguity ini. Moreno dan Mayer (1999) menemukan bahwasanya para peserta didik bisa melakukan pembelajaran dengan baik ketika teks dan animasi ditempatkan saling dekat antara satu dengan yang lain dibandingkan dengan yang berjarak jauh antara satu dengan yang lain. Mereka juga melaporkan pada hasil publikasi yang sama, narasi diberikan secara simultan dengan animasi untuk para peserta didik dan secara temporal dipisahkan dengan animasi. Peserta didik dengan kondisi narasi dan animasi ditampilkan secara simultan melakukan pembelajaran dengan lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi dimana narasi dan animasi dipisahkan antar satu dengan yang lain.

Modality Principle

Secara umum, prinsip modality adalah lebih banyak menampilkan narasi (perkataan) lebih baik daripada teks yang ditampilkan pada layar (on-screen text) (Clark dan Mayer, 2011). Peserta didik akan melakukan pembelajaran dengan lebih baik ketika informasi baru yang ada dijelaskan menggunakan narasi audio, terlebih jika grafik yang ditampilkan sangat kompleks, kata-kata yang dinarasikan terdengar familiar, dan pembelajaran berjalan dengan cepat. Sangat penting untuk dicatat bahwasanya prinsip modality akan semakin terasa manfaatnya ketika materi pembelajaran begitu kompleks bagi peserta didik (Tindall-Ford, Chandler & Sweller, 1977).
Menurut pandangan ilmu psikologi, tugas peserta didik dalam proses pembelajaran adalah menerima informasi. Banyak peserta didik lebih mudah menerima informasi lewat narasi audio jika dibandingkan dengan on-screen text, terlebih jika narasi dan gambar ditampilkan secara bersamaan dengan tepat, dengan perkataan yang familiar dan grafik yang kompleks. Jika menggunakan on-screen text peserta didik bisa terbebani dengan banyaknya visual dan gambar pada layar dan di saat yang sama mereka harus memproses grafik dan teks yang ada.
Moreno & Mayer (1999) melakukan penelitian dengan memisahkan dua kelompok peserta didik dengan dua metode pembelajaran yang berbeda dengan topik terjadinya kilat. Kelompok pertama diberikan animasi yang menggambarkan tahapan terbentuknya kilat, pada animasi tsb juga dilengkapi dengan narasi audio penjelasan terbentuknya kilat yang ditampilkan secara bersamaan. Pada kelompok kedua, mereka diberikan animasi yang dilengkapi dengan on-screen text yang juga ditampilkan secara bersamaan. Kelompok yang pertama, yang animasinya dilengkapi dengan narasi audio ternyata bisa menjelaskan dengan lebih signifikan dibandinng dengan kelompok yang kedua.
Prinsip Modality sepertinya tidak bisa diimplementasikan pada situasi dimana ternyata penjelasannya panjang dan kompleks, kemudian terdapat simbol-simbol ataupun istilah teknis ataupun penjelasannya tidak menggunakan bahasa asli peserta didik, ataupun materi yang disampaikan dengan kecepatan yang kecil, dll.

Redudancy Principle

Pada skenario pembelajaran multimedia, kita banyak melihat adanya teks dan audio yang dijalankan secara simultan. Prinsip redudansi menyatakan bahwasanya para peserta didik bisa melakukan pembelajaran dengan lebih baik jika hanya ada animasi dan narasi. Informasi teks yang ditampilkan secara visual menjadi materi yang redundan. Mengeliminasi materi-materi yang bersifat redundan, menghilangkan narasi dan teks yang bersifat identik merupakan cara yang tepat agar peserta didik bisa melakukan pembelajaran dengan baik. Alasannya adalah orang-orang tidak bisa fokus jika mendengar dan melihat pesan verbal secara bersamaan selama presentasi pembelajaran (Hoffman, 2006).

Coherence Principle

Salah satu kesalahan yang umum dilakukan ketika pengembang e-learning merancang proyek atau courseadalah menggunakan latarbelakang musik, konten dan grafik on-screen yang tidak relevan, yang tidak ada kaitannya sama sekali. Menurut Clark dan Mayer (2011) dalam buku: “E-learning and the Science of Instruction”, prinsip coherence dinyatakan sebagai: semua informasi yang tidak dibutuhkan dalam penyampaian multimedia harus dieliminir seperti suara, gambar, kata-kata karena bisa mengganggu peserta didik. Menambahkan materi yang menarik namun tidak relevan dengan e-learning bisa membingungkan para pengguna.

Personalization Principle

Prinsip ini menggunakan gaya yang bersifat konversasional (percakapan) dan virtual coaches (Clark & Mayer, 2011). Prinsip ini melibatkan peserta didik dengan cara menyajikan konten dengan nada percakapan dalam rangka untuk meningkatkan pembelajaran. Clark dan Mayer (2011) juga menemukan bahwasanya penggunakan agen pedagogikal bisa membantu peserta didik untuk fokus pada pembelajaran yang diberikan.
Kita harus menggunakan percakapan bukan tulisan formal dalam pembelajaran sehingga peserta didik bisa berinteraksi dengan komputer seperti halnya interaksi antara manusia dengan manusia (human-to-human conversations). Karakter tersebut bisa bertindak sebagai partner untuk berdialog dengan mereka.

Segmenting Principle

Segmentasi merupakan prinsip yang sangat sederhana, dimana kita hanya membagi segmen yang lebih luas menjadi segmen-segmen yang lebih kecil. Cara yang umum digunakan pada materi yang disegmentasi ini adalah dengan cara memainkan tombol “Continue” pada masing-masing frame pada setiap slide. Hal ini bisa bermanfaat untuk, pertama: bisa membantu peserta didik untuk berpindah dari satu slide ke slide lainnya sesuai dengan seleranya masing-masing dan kedua mereka bisa mencerna informasi yang ada sesuai dengan kecepatan (berpindah dari satu slide ke slide lainnya) untuk bekerja dengan lebih baik. Menurut Clark dan Mayer (2011), rasional dari menggunakan segmentasi adalah bisa memberikan manfaat kepada peserta didik untuk mencerna informasi tanpa harus meng-overload sistem kognitif.

Pre-training Principle

Secara umum, prinsip pre-training bermakna pengguna mengetahui nama dan karakteristik dari konsep kunci (key concept) sebelum mereka mempelajari sesuatu. Prinsip ini relevan dengan situasi ketika pengguna mencoba memproses materi esensial dalam pembelajaran namun mereka kewalahan, karena mungkin materi yang begitu kompleks.
Pre-training bisa membantu pengguna, khususnya bagi para pemula, dalam hal mengurangi waktu untuk mempelajari beberapa pengetahuan dan membantu mereka untuk mengelola beberapa materi yang bersifat kompleks. Key concept diidentifikasi, kemudian dijelaskan di bagian awal pembelajaran. Pre-training bisa mempermudah pemula untuk memahami konsep dan keahlian tertentu.


TIK DAN PENGAJARAN

PROSES PEMBELAJARAN INOVASI ATAU PERUBAHAN PARADIGMA
(learning proces innovation or paradigm change)

OLEH : DIAN WAHYUDI, S.Pd

MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PASCA SARJANA UNJA
2018



Seperti yang terjadi, banyak sekali anggaplah bahwa teknologi informasi dan komunikasi telah digunakan di masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan, tidak sedikit orang tua yang takut bahwa anak-anak akan melakukan hal tersebut. Disini akan kita bahas dengan paradigma pendidikan dengan teknologi informasi dan komunikasi.
Oleh karena itu kita akan membahas hal-hal tersebut agar semua kelompok masyarakat mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan, hubungan teknologi informasi dan komunikasi, peranan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan, dan dampak positif dan negatif teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan.
Teknologi Informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi Seperti yang terjadi, banyak sekali anggaplah bahwa teknologi informasi dan komunikasi telah digunakan di masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan, tidak sedikit orang tua yang takut bahwa anak-anak akan melakukan hal tersebut. Disini akan kita bahas dengan paradigma pendidikan dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Oleh karena itu kita akan membahas hal-hal tersebut agar semua kelompok masyarakat mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan, hubungan teknologi informasi dan komunikasi, peranan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan, dan dampak positif dan negatif teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan.
Teknologi Informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintah dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data. sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lain sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi dapat data dapat disebar dan diakses secara global.
Teknologi informasi ( Information Tecnology) yang mulai populer diakhir tahun 70 an, dihantarkan untuk menjawab tantangan. Pada masasebelumnya, istilah teknologi komputer atau pengolahan data elektronis atau EDP (Electronic Data Processing).Menurut kamus (Oxford 1995). Teknologi informasi adalah stadi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk menyimpan, menganalisis, danmendistribusikan informasi apasaja, termasuk kata, bilangan, dan gambar.
Menurut Alter (1992), dalam Deni Darmawan, 2010: 16) informasi teknologi meliputi perangkat keras dan perangkat lunak untuk menemukan satu atau beberapa data seperti data, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data.
Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi baik secara individu maupun secara keseluruhan sangat diperlukan, hal ini akan mampu mengubah budaya dan kemampuan melakukan inovasi secara lebih baik dan adaptif.

Skill seseorang dalam melakukan analisis sistem dan fungsi yang tepat. Terlebih dalam dunia pendidikan kemampuan seorang pendidik dalam menguasai TIK sangat pentring dan jika mereka mampu menguasainya maka inovasi dalam menemukan stategi mencerdaskananak bangsa iniakan lebih cepat.


Pemanfaatan  Teknologi  Yang Positif dalam Proses Belajar Mengajar
Teknologi merupakan media atau alat pembelajaran yang memiliki nilai manfaat bagi guru maupun murid karena cukup efektif dan efisien dalam upaya pencapaian kompetensi yang diharapkan. Media atau alat-alat pembelajaran tersebut seperti laptop, internet, LCD dan lainnya baik yang bersifat sederhana maupun modern sangat membantu keefektifan proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis teknologi akan berjalan sangat efektif jika guru menerapkan model pembelajaran berpusat pada siswa (student centered).
Secara teoritis, integrasi teknologi dalam pembelajaran yang sesungguhnya harus memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang:
Aktif, siswa dapat terlibat aktif dalam proses belajar yang menarik dan bermakna.
Konstruktif, siswa dapat menggabungkan ide-ide baru ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Kolaboratif, siswa dalam suatu kelompok dapat bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati, dan memberi masukan untuk kelompoknya.
Antusiastik, siswa antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dialogis, terjadi proses sosial dan dialogis, karena siswa akan memperoleh keuntungan dalam proses komunikasi tersebut baik di dalam/diluar sekolah.
Kontekstual, proses belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan problem-based atau case-based learning.
Reflektif, siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
Multisensory, pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar ( multisensory), baik audio, visual maupun kinestetik.
High order thinking skills training, melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi, sperti problem solving, pengambilan keputusan, serta secara tidak langsung juga meningkatkan “ICT & media literacy, (Deni Kuswara Halimah: 2008).
Di sinilah letak perbedaan anatara guru abad 21 dengan guru tradisional. Kita sebagai guru abad 21 telah menggeser paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat dari guru (teacher-centered learning) menuju pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning) karena guru lebih berperan sebagai desainer, fasilitator, pelatih, dan manajer pembelajaran. Bukan sebagai pencekok informasi dan satu-satunya sumber belajar. Oleh karena itu guru harus mampu mendesain pembelajaran atau menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang bercirikan paradigma baru yaitu pembelajaran seperti dijelaskan di atas dengan mengintegrasikan teknologi, laptop Acer Chromebook 14 sebagai sarananya.
Dalam proses belajar mengajar, peran teknologi  bertugas sebagai media atau alat bukan hanya sekedar mengkomunikasikan hubungan antara sumber (pengajar) dan yang penerima (anak didik), namun lebih dari itu merupakan bagian yang integral dan saling mempunyai keterkaitan antara komponen yang satu dengan yang lainnya, saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.
Para ahli teknologi pendidikan berpendapat bahwa peranan utama teknologi pendidikan adalah untuk membantu meningkatkan efisiensi yang menyeluruh dalam  proses belajar mengajar. Penerapan teknologi pendidikan dalam pendidikan hendaknya membuat proses pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya lebih efisien, lebih efektive dan memberikan nilai tambah yang positif. Efektif dan efesien berarti upaya pendidikan yang dilakukan hendaknya dapat mencapai tujuan yang telah digariskan dengan sedikit mungkin mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu, (Asmani, Makmur: 2011).
Pembelajaran teknologi (komputer) memiliki beberapa keuntungan seperti dikemukakan oleh Wankat & Oreonovicz, (dalam Made Wena, 2016), beberapa keuntungannya adalah:
Dapat mengakomodasi siswa yang lamban karena dapat menciptakan iklim belajar yang efektif dengan cara yang lebih individual.
Dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan karena tersedianya animasi grafis, warna dan musik.
Kendali berada pada siswa sehingga kecepatan belajar dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan.
Mengacu pada beberapa keuntungan yang diperoleh tersebut, maka penggunaan teknologi komputer diyakini dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa. Peningkatan hasil dan motivasi belajar siswa secara langsung merupakan indikator efektifitas dan efesiensi pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu pengembangan pembelajaran berbasis teknologi dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dan harus dilakukan oleh guru.
Di samping itu, pembelajaran teknologi (komputer) juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain sebagai berikut:
Hanya efektif jika digunakan oleh satu orang atau kelompok kecil
Jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak dirancang dengan baik atau hanya merupakan tampilan seperti pada buku teks biasa, pembelajaran tidak akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa (siswa cepat bosan)
Guru yang tidak memahami aplikasi program teknologi komputer, tidak dapat merancang pembelajaran lewat media teknologi komputer.

Sekolah saat ini sedang berlomba-lomba membuat jaringan internet melalui jardiknas, penyedia layanan internet (ISP), atau penyelenggara jaringan internet lainya. Hal ini membuktikan bahwa internet sekarang sudah menjad kebutuhan yang sangat penting dalam pembelajaran.
Sekolah yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan proses belajar mengajar akan sangat berbeda dengan sekolah yang belum dimanfaatkannya.
Berikut ini dampak dari adanya perkembangan TIK yang terjadi diera modern sekarang ini dalam dunia pendidikan:
1        Dampak Positif 
a.    Sebuah. Siswa akan lebih mudah untuk mengakses dan memasukkan informasi yang ada dalam dunia pendidikan dengan hal-hal yang akan membuat siswa menjadi lebih kaya akan informasi dan memanfatkan masa belajar seefisien mungkin.
b.    Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan. Seorang guru juga akan lebih mudah dalam berinovasi untuk menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan para siswanya melalui TIK.
c.    Kemajuan TIK juga akan memperbolehkan berkembangnya kelas virtual atau ruang yang berbasis teleconference yang tidak membutuhkan pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.
d.    Sistem administrasi pada suatu lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena sistem penerapan TIK pada setiap komponen seperti: Akses ke perpustakaan, Melaksanakan kegiatan kuliah secara online, memberikan layanan informasi pendidikan pendidikan, menggunakan fasilitas mesin pencari data, Meyediakan fasilitas diskusi,. dan lain - lain.

2    Dampak Negatif
a.    Sebuah. kemajuan TIK juga akan semakin meningkatkan kesadaran terhadap Hak Asli Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya mengakses data yang mengakibatkan orang yang bersifat plagiatik akan melakukan kecurangan.
b.    Meskipun sistem-sistem pendidikan lembaga pendidikan bagaikan suatu sistem tanpa celah, akan tetapi jika terjadi kecerobohan dalam menjalankan sistem tersebut akan berakibat fatal.
c.    Salah satu makna negatif adalah untuk anak-anak pendek dan bertahan dalam waktu yang singkat (rentang perhatian pendek).
Adanya akses teknologi internet untuk Tenaga Pendidik dan peserta Didik, baik di dalam kelas, sekolah maupun lembaga pendidikan guru. Adanya materi yang tepat untuk Tenaga Pendidikan dan Pelajar Tenaga Pendidik harus menghasilkan pengembangan TIK Untuk menghindari penggunaan teknologi yang kurang bermanfaat dalam hal negatif oleh peserta didik, karena pembelajaran TIK antar peserta didik dengan cepat, maka mengarahkan perhatian TIK dalam pelajaran menjadi sangat penting. peserta didik disibukkan dengan situasi positif dalam penggunaan TIK.
Bentuk nyatanya dapat berupa penugasan mencari artikel, misalnya bacaan atau pengirinan tugas (PR) melalui email. Selain itu juga harus ada akses internet yang terhubung ke sekolah atau rumah yang memungkinkan akses ke tempat umum seperti warnet, agar kegiatan online peserta didik lebih terkontrol. Beberapa pemanfaatan TIK dalam pembelajarannya Presentasi, Demonstrasi, Kelas Virtual. Adapun berbagai bentuk peran dalam pendidikan adalah berbagai hasil penelitian, konsultasi dengan pakar, perpustakaan online, diskusi online dan kelas online.
Manfaat dan kerugian penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.Kemajuan yang telah dicapai manusia dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan sesuatu yang kita lakukan syukuri, karena dengan itu akan memudahkan manusia dalam mengerjakan dan tugas yang harus dikerjakan. Namun tidak semua yang telah berhasil itu menjadi positif.
Diantara uang yang telah berubah itu dapat diperbaiki negatif bagi manusia. Dalam bidang pendidikan, secara umum manfaat dan kerugian TIK dalam bidang pendidikan adalah sebgai berikut:
Keuntungan Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah diakses untuk kepentingan pendidikan Inovasi dalam pembelajaran yang berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan Kemajuan TIK juga akan mendorong berkembangnya ruang kelas virtual atau ruang kelas yang berbasis teleconference yang tidak menuntut sang pendidik dan peserta didik dalam satu sistem Sistem pendidikan akan lebih mudah dan lancer karena penerapan sistem TIK.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk susuai dengan fungsinya dalam pendidikan.Fungsi teknologi informasi dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan sudah menjadi hambatan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi.
Berbagai aplikasi teknologi informasi dan komunikasi sudah tersedia dalam masyarakat dan sudah siap menanti untuk digunakan secara optimal untuk keperluan pendidikan. Pada kondisi nyata, teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan sebagai gudang ilmu, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, penunjang administrasi, alat bantu manajemen sekolah, dan sebagai infrastruktur pendidikan
Manfaat internet untuk bidang pendidikan di Indonesia antara lain akan mendapatkan akses keperpustakaan, kepala sekolah, para ahli dapat melalukan perkuliahan secara online, menyediakan sarana informasi lembaga pendidikan secara online dapat melaksankan kerjasama dengan lembaga lain melalui internet dan juga melakukan pemasaran dan promosi. lebih efisienDisamping itu kita dapat menyusun program intelegence buatan untuk membuat model yang terintegrasi.
Perkembangan TIK di bidang pendidikan menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungan antara mahasiswa dengan dosennya. Melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, mengecek jadwal kuliah tugas yang diberikan. Sistem pendidikan TIK terbukti telah berhasil menurukan angka putus sekolah dan meningkatkan nilai rata-rata ujian.
Peran teknologi dalam proses belajar mengajar masa kini sangat penting. Teknologi dapat digunakan sebagai media atau alat bantu yang efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, diantaranya:
Dapat mempermudah seorang guru dalam mendapatkan atau menyampaikan informasi (pesan atau isi, materi) pelajaran.
Dapat membantu peningkatan pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih menarik atau terpercaya.
Memudahkan penafsiran data, dan mendapatkan informasi.
Memfasilitasi pendidik dan peserta didik belajar lebih luas, lebih banyak dan juga bervariasi.
Melalui fasilitas yang disediakan oleh system tersebut, guru/siswa dapat belajar mandiri, kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.
Bahan yang mereka pelajari juga lebih bervariasi, tidak hanya dalam bentuk sajian kata, tetapi dapat lebih kaya dengan varisi teks, visual, audio, film dan animasi.
Dalam pembelajaran berbasis teknologi ini guru lebih berperan sebagai desainer, fasilitator, pelatih, dan manajer pembelajaran. guru harus mampu mendesain pembelajaran atau menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang bercirikan paradigma baru yaitu pembelajaran dengan mengintegrasikan teknologi, laptop Acer Chromebook 14 sebagai sarananya dan pola pembelajaran hendakklan berpusat pada siswa (student centered learning).



KESIMPULAN

Teknologi Informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintah dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi yang sangat cepat menuntut pengguna teknologi harus menggunakan informasi yang tidak berlaku informasi khusus didunia pendidikan. Sehingga pendidik harus meningkatkan kemampuan-kemampuan untuk meningkatkan kwalitas sumber daya dalam memahami, menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
TIK menjadi salah satu media dalam proses pembelajaran atau pendidikan. Dahulu proses belajar hanya dilakukan dalam ruang kelas dimana terdapat siswa dan guru, tetapi sekarang ruang kelas tidak hanya digolongkan oleh dinding dan papan tulis saja. Kegiatan belajar pun dapat dilakukan dengan lebih interaktif dan tambahan dua arah. Proses belajar yang dilakukan saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh para siswa dan guru.
Dengan hadirnya internet para siswa dituntut untuk belajar mandiri dalam perlunya informasi. Informasi tidak hanya didapat dari pendidik tetapi juga dari media komputer, dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dicanangkan sejak awal berdirinya negara indonesia.
Teknologi yang dikembangkan adalah teori dan praktik dimana, dan, sistem belajar pada manusia, dan juga peta yang dapat digunakan, dapat dikembangkan, digunakan, dikelola, dan dikhususkan.
 ang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintah dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data. sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lain sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi dapat data dapat disebar dan diakses secara global.
Teknologi informasi ( Information Tecnology) yang mulai populer diakhir tahun 70 an, dihantarkan untuk menjawab tantangan. Pada masasebelumnya, istilah teknologi komputer atau pengolahan data elektronis atau EDP (Electronic Data Processing).Menurut kamus (Oxford 1995). Teknologi informasi adalah stadi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk menyimpan, menganalisis, danmendistribusikan informasi apasaja, termasuk kata, bilangan, dan gambar.
Menurut Alter (1992), dalam Deni Darmawan, 2010: 16) informasi teknologi meliputi perangkat keras dan perangkat lunak untuk menemukan satu atau beberapa data seperti data, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data.
Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi baik secara individu maupun secara keseluruhan sangat diperlukan, hal ini akan mampu mengubah budaya dan kemampuan melakukan inovasi secara lebih baik dan adaptif.

Skill seseorang dalam melakukan analisis sistem dan fungsi yang tepat. Terlebih dalam dunia pendidikan kemampuan seorang pendidik dalam menguasai TIK sangat pentring dan jika mereka mampu menguasainya maka inovasi dalam menemukan stategi mencerdaskananak bangsa iniakan lebih cepat.


Pemanfaatan  Teknologi  Yang Positif dalam Proses Belajar Mengajar
Teknologi merupakan media atau alat pembelajaran yang memiliki nilai manfaat bagi guru maupun murid karena cukup efektif dan efisien dalam upaya pencapaian kompetensi yang diharapkan. Media atau alat-alat pembelajaran tersebut seperti laptop, internet, LCD dan lainnya baik yang bersifat sederhana maupun modern sangat membantu keefektifan proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis teknologi akan berjalan sangat efektif jika guru menerapkan model pembelajaran berpusat pada siswa (student centered).
Secara teoritis, integrasi teknologi dalam pembelajaran yang sesungguhnya harus memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang:
Aktif, siswa dapat terlibat aktif dalam proses belajar yang menarik dan bermakna.
Konstruktif, siswa dapat menggabungkan ide-ide baru ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Kolaboratif, siswa dalam suatu kelompok dapat bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati, dan memberi masukan untuk kelompoknya.
Antusiastik, siswa antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dialogis, terjadi proses sosial dan dialogis, karena siswa akan memperoleh keuntungan dalam proses komunikasi tersebut baik di dalam/diluar sekolah.
Kontekstual, proses belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan problem-based atau case-based learning.
Reflektif, siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
Multisensory, pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar ( multisensory), baik audio, visual maupun kinestetik.
High order thinking skills training, melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi, sperti problem solving, pengambilan keputusan, serta secara tidak langsung juga meningkatkan “ICT & media literacy, (Deni Kuswara Halimah: 2008).
Di sinilah letak perbedaan anatara guru abad 21 dengan guru tradisional. Kita sebagai guru abad 21 telah menggeser paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat dari guru (teacher-centered learning) menuju pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning) karena guru lebih berperan sebagai desainer, fasilitator, pelatih, dan manajer pembelajaran. Bukan sebagai pencekok informasi dan satu-satunya sumber belajar. Oleh karena itu guru harus mampu mendesain pembelajaran atau menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang bercirikan paradigma baru yaitu pembelajaran seperti dijelaskan di atas dengan mengintegrasikan teknologi, laptop Acer Chromebook 14 sebagai sarananya.
Dalam proses belajar mengajar, peran teknologi  bertugas sebagai media atau alat bukan hanya sekedar mengkomunikasikan hubungan antara sumber (pengajar) dan yang penerima (anak didik), namun lebih dari itu merupakan bagian yang integral dan saling mempunyai keterkaitan antara komponen yang satu dengan yang lainnya, saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.
Para ahli teknologi pendidikan berpendapat bahwa peranan utama teknologi pendidikan adalah untuk membantu meningkatkan efisiensi yang menyeluruh dalam  proses belajar mengajar. Penerapan teknologi pendidikan dalam pendidikan hendaknya membuat proses pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya lebih efisien, lebih efektive dan memberikan nilai tambah yang positif. Efektif dan efesien berarti upaya pendidikan yang dilakukan hendaknya dapat mencapai tujuan yang telah digariskan dengan sedikit mungkin mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu, (Asmani, Makmur: 2011).
Pembelajaran teknologi (komputer) memiliki beberapa keuntungan seperti dikemukakan oleh Wankat & Oreonovicz, (dalam Made Wena, 2016), beberapa keuntungannya adalah:
Dapat mengakomodasi siswa yang lamban karena dapat menciptakan iklim belajar yang efektif dengan cara yang lebih individual.
Dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan karena tersedianya animasi grafis, warna dan musik.
Kendali berada pada siswa sehingga kecepatan belajar dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan.
Mengacu pada beberapa keuntungan yang diperoleh tersebut, maka penggunaan teknologi komputer diyakini dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa. Peningkatan hasil dan motivasi belajar siswa secara langsung merupakan indikator efektifitas dan efesiensi pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu pengembangan pembelajaran berbasis teknologi dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dan harus dilakukan oleh guru.
Di samping itu, pembelajaran teknologi (komputer) juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain sebagai berikut:
Hanya efektif jika digunakan oleh satu orang atau kelompok kecil
Jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak dirancang dengan baik atau hanya merupakan tampilan seperti pada buku teks biasa, pembelajaran tidak akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa (siswa cepat bosan)
Guru yang tidak memahami aplikasi program teknologi komputer, tidak dapat merancang pembelajaran lewat media teknologi komputer.

Sekolah saat ini sedang berlomba-lomba membuat jaringan internet melalui jardiknas, penyedia layanan internet (ISP), atau penyelenggara jaringan internet lainya. Hal ini membuktikan bahwa internet sekarang sudah menjad kebutuhan yang sangat penting dalam pembelajaran.
Sekolah yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan proses belajar mengajar akan sangat berbeda dengan sekolah yang belum dimanfaatkannya.
Berikut ini dampak dari adanya perkembangan TIK yang terjadi diera modern sekarang ini dalam dunia pendidikan:
1        Dampak Positif 
a.    Sebuah. Siswa akan lebih mudah untuk mengakses dan memasukkan informasi yang ada dalam dunia pendidikan dengan hal-hal yang akan membuat siswa menjadi lebih kaya akan informasi dan memanfatkan masa belajar seefisien mungkin.
b.    Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan. Seorang guru juga akan lebih mudah dalam berinovasi untuk menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan para siswanya melalui TIK.
c.    Kemajuan TIK juga akan memperbolehkan berkembangnya kelas virtual atau ruang yang berbasis teleconference yang tidak membutuhkan pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.
d.    Sistem administrasi pada suatu lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena sistem penerapan TIK pada setiap komponen seperti: Akses ke perpustakaan, Melaksanakan kegiatan kuliah secara online, memberikan layanan informasi pendidikan pendidikan, menggunakan fasilitas mesin pencari data, Meyediakan fasilitas diskusi,. dan lain - lain.

2    Dampak Negatif
a.    Sebuah. kemajuan TIK juga akan semakin meningkatkan kesadaran terhadap Hak Asli Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya mengakses data yang mengakibatkan orang yang bersifat plagiatik akan melakukan kecurangan.
b.    Meskipun sistem-sistem pendidikan lembaga pendidikan bagaikan suatu sistem tanpa celah, akan tetapi jika terjadi kecerobohan dalam menjalankan sistem tersebut akan berakibat fatal.
c.    Salah satu makna negatif adalah untuk anak-anak pendek dan bertahan dalam waktu yang singkat (rentang perhatian pendek).
Adanya akses teknologi internet untuk Tenaga Pendidik dan peserta Didik, baik di dalam kelas, sekolah maupun lembaga pendidikan guru. Adanya materi yang tepat untuk Tenaga Pendidikan dan Pelajar Tenaga Pendidik harus menghasilkan pengembangan TIK Untuk menghindari penggunaan teknologi yang kurang bermanfaat dalam hal negatif oleh peserta didik, karena pembelajaran TIK antar peserta didik dengan cepat, maka mengarahkan perhatian TIK dalam pelajaran menjadi sangat penting. peserta didik disibukkan dengan situasi positif dalam penggunaan TIK.
Bentuk nyatanya dapat berupa penugasan mencari artikel, misalnya bacaan atau pengirinan tugas (PR) melalui email. Selain itu juga harus ada akses internet yang terhubung ke sekolah atau rumah yang memungkinkan akses ke tempat umum seperti warnet, agar kegiatan online peserta didik lebih terkontrol. Beberapa pemanfaatan TIK dalam pembelajarannya Presentasi, Demonstrasi, Kelas Virtual. Adapun berbagai bentuk peran dalam pendidikan adalah berbagai hasil penelitian, konsultasi dengan pakar, perpustakaan online, diskusi online dan kelas online.
Manfaat dan kerugian penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.Kemajuan yang telah dicapai manusia dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan sesuatu yang kita lakukan syukuri, karena dengan itu akan memudahkan manusia dalam mengerjakan dan tugas yang harus dikerjakan. Namun tidak semua yang telah berhasil itu menjadi positif.
Diantara uang yang telah berubah itu dapat diperbaiki negatif bagi manusia. Dalam bidang pendidikan, secara umum manfaat dan kerugian TIK dalam bidang pendidikan adalah sebgai berikut:
Keuntungan Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah diakses untuk kepentingan pendidikan Inovasi dalam pembelajaran yang berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan Kemajuan TIK juga akan mendorong berkembangnya ruang kelas virtual atau ruang kelas yang berbasis teleconference yang tidak menuntut sang pendidik dan peserta didik dalam satu sistem Sistem pendidikan akan lebih mudah dan lancer karena penerapan sistem TIK.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk susuai dengan fungsinya dalam pendidikan.Fungsi teknologi informasi dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan sudah menjadi hambatan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi.
Berbagai aplikasi teknologi informasi dan komunikasi sudah tersedia dalam masyarakat dan sudah siap menanti untuk digunakan secara optimal untuk keperluan pendidikan. Pada kondisi nyata, teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan sebagai gudang ilmu, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, penunjang administrasi, alat bantu manajemen sekolah, dan sebagai infrastruktur pendidikan
Manfaat internet untuk bidang pendidikan di Indonesia antara lain akan mendapatkan akses keperpustakaan, kepala sekolah, para ahli dapat melalukan perkuliahan secara online, menyediakan sarana informasi lembaga pendidikan secara online dapat melaksankan kerjasama dengan lembaga lain melalui internet dan juga melakukan pemasaran dan promosi. lebih efisienDisamping itu kita dapat menyusun program intelegence buatan untuk membuat model yang terintegrasi.
Perkembangan TIK di bidang pendidikan menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungan antara mahasiswa dengan dosennya. Melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, mengecek jadwal kuliah tugas yang diberikan. Sistem pendidikan TIK terbukti telah berhasil menurukan angka putus sekolah dan meningkatkan nilai rata-rata ujian.
Peran teknologi dalam proses belajar mengajar masa kini sangat penting. Teknologi dapat digunakan sebagai media atau alat bantu yang efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, diantaranya:
Dapat mempermudah seorang guru dalam mendapatkan atau menyampaikan informasi (pesan atau isi, materi) pelajaran.
Dapat membantu peningkatan pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih menarik atau terpercaya.
Memudahkan penafsiran data, dan mendapatkan informasi.
Memfasilitasi pendidik dan peserta didik belajar lebih luas, lebih banyak dan juga bervariasi.
Melalui fasilitas yang disediakan oleh system tersebut, guru/siswa dapat belajar mandiri, kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.
Bahan yang mereka pelajari juga lebih bervariasi, tidak hanya dalam bentuk sajian kata, tetapi dapat lebih kaya dengan varisi teks, visual, audio, film dan animasi.
Dalam pembelajaran berbasis teknologi ini guru lebih berperan sebagai desainer, fasilitator, pelatih, dan manajer pembelajaran. guru harus mampu mendesain pembelajaran atau menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang bercirikan paradigma baru yaitu pembelajaran dengan mengintegrasikan teknologi, laptop Acer Chromebook 14 sebagai sarananya dan pola pembelajaran hendakklan berpusat pada siswa (student centered learning).



KESIMPULAN

Teknologi Informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintah dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi yang sangat cepat menuntut pengguna teknologi harus menggunakan informasi yang tidak berlaku informasi khusus didunia pendidikan. Sehingga pendidik harus meningkatkan kemampuan-kemampuan untuk meningkatkan kwalitas sumber daya dalam memahami, menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
TIK menjadi salah satu media dalam proses pembelajaran atau pendidikan. Dahulu proses belajar hanya dilakukan dalam ruang kelas dimana terdapat siswa dan guru, tetapi sekarang ruang kelas tidak hanya digolongkan oleh dinding dan papan tulis saja. Kegiatan belajar pun dapat dilakukan dengan lebih interaktif dan tambahan dua arah. Proses belajar yang dilakukan saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh para siswa dan guru.
Dengan hadirnya internet para siswa dituntut untuk belajar mandiri dalam perlunya informasi. Informasi tidak hanya didapat dari pendidik tetapi juga dari media komputer, dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dicanangkan sejak awal berdirinya negara indonesia.
Teknologi yang dikembangkan adalah teori dan praktik dimana, dan, sistem belajar pada manusia, dan juga peta yang dapat digunakan, dapat dikembangkan, digunakan, dikelola, dan dikhususkan.